A.
Pengertian
Tumbuh
Tumbuh adalah dapat diartikan sebagai perubahan kuantitas
pada material sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari yang tidak ada
menjadi yang ada, dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak, dari
sempit menjadi luas, dan sebagainya. Ini berarti, bahwa pertumbuhan ini hanya
berlaku pada hal – hal yang bersifat kuantitaif, karena tidak selamanya
material itu kuantitatif.
Material dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti
misalnya atom, sel, kromosom, rambut, molekul, dan lain-lain, dapat pula
material terdiri dari bahan-bahan kualitatif seperti misalnya kesan, ide,
keinginan, gagasan, pengetahuan, nilai dan lain-lain. jadi material itu
terdapat terdiri dari kualitas maupun kuantitas. Kenyataan inilah yang
barangkali membuat orang mengalami kesulitan dan membedakan antara pertumbuhan
dan perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah yang menyebut material
kualitatif sebagai perkembangan.
Pertumbuhan pribadi sebagai perubahan kuantitatif pada
material pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Material
pribadi seperti : sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak, tulang, adalah
tidak dapat dikatakan berkembang melainkan bertumbuh. Begitu juga material
pribadi seperti : kesan, ide, keinginan, pengetahuan, nilai selama tidak
dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang melainkan
bertumbuh.
B.Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan kualitatif sesuatu hingga
membuahkan hasil atau manfaat bagi pihak lain. dapat diartikan pula sebagai
perubahan kualitatif dari fungsi-fungsi yang dimungkinkan adanya perubahan
tingkah laku hasil belajar.
Beberapa
definisi psikologi perkembangan menurut para ahli :
Ø Menurut Monks, Knoers dan Haditono bahwa “psikologi
perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersolankan faktor-faktor umum yang
mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi
seseorang dengan menitik beratkan pada relasi antara kepribadian dan
perkembangan.”
Ø Menurut Kartono bahwa “Psikologi perkembangan (psikologi
anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang dimulai
dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja sampai periode
adolesense menjelang dewasa.”
Ø Encyclopedia International : “Developmental psychology is a
branch of psychology devoted been placed on the search for those elements of
behavior in the child which are thought to be prerequisite for complex adult
behavior.”(Psikologi perkembangan adalah suatu cabang dari psikologi yang
mengetengahkana pembahasan tentang perilaku anak secara historic titik berat
pembahasannya pada penganalisaan elemen-elemen perilaku anak yang dimungkinkan
akan menjadi syarat terbentuknya perilaku dewasa yang kompleks).
Ø Good dalam Dictionary Of Education : “Developmental
psychology: the branch of psychology concerned with the course of progressive
stages of behavior, considered phylogenetically anda ontogenetically, and
including both the phase of growth and of decline, broder in meaning than
genetic psychology, though the terms are frequently use
interchangeably.”Psikologi perkembangan adalah cabang dari psikologi yang
membahas tentang arah atau tahapan kemajuan dari perilaku yang mempertimbangkan
phylogenetic dan ontogenetic, termasuk semua phase pertumbuhan dan penurunan.
Hal ini berarti adanya pembatasan yang lebih luas dari pengertian ilmu jiwa
keturunan, walaupun bentuk dan polanya ada persamaannya serta dapat
dipertukarkan).
C.
Hukum
Tumbuh Kembang
- Pertumbuhan adalah kuantitatif serta kualitatif. Pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif yang meliputi perbanyakan sel-sel, penambahan gigi, rambut, pembesaran material jasmaniah. Sedangkan perubahan kualitatif dapat menyebabkan adanya perubahan emosional. Perubahan ini menumbuhkan kepribadian manusia, dan menumbuhkan kapasitas intelektual untuk melakukan sesuatu.
- Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan dan teratur karena dimulai dari keadaan sederhana menuju ke keadaan yang kompleks . kita dapat menjumpai seorang anak yang sudah dapat berjalan, tetapi sebelumnya ia belajar merangkak dan berdiri.
- Tempo pertumbuhan adalah tidak sama. Sequence atau urutan pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang konstan . ada saat dimana pertumbuhan berlangsung cepat, dan ada pula saat pertumbuhan berlangsung lambat.
- Taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan adalah berbeda-beda. Pada suatu ketika perkembangan bahasa anak mengalami kelambatan akibat adanya perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmaniahnya. Karena perkembangan jasmani memerlukan banyak energi sehingga perkembangan bahasa menjadi berkurang.
- Kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh kondisi-kondisi di dalam dan di luar badan. Kondisi-kondisi lingkungan internal sperti gizi, aktifitas, istirahat, tekanan kejiwaan, kesehatan jasmani dan lain sebagainya sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu. Juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan . apabila kondisilingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan lebih luas.
- Masing-masing individu tumbuh menurut caranya sendiri yang unik. Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama. Ini buktinya ada yang tinggi, pendek, gemuk dan kurus. Keunikan pertumbuhan pada masing-masing individu diantaranya disebabkan : lingkungan internal, lingkungan eksternal, hereditary, aktifitas, usiakondisi fisiologis seperti cacat pisik, jenis kelamin, perbedaan hasil belajar
- Pertumbuhan adalah kompleks dans emua aspeknya salaing berhubungan. Sebagai gambaran, terdapat hubungan yang sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah dengan perangai / emosinya, kesehatan jasmanianya, dan kapasitas mentalnya.
D.
Hukum
Perkembangan
Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif dan
menunjukkan adanya hubungan yang ajeg(continue) serta dapat diramalkan
sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut
sebagai hokum perkembangan.
Hukum-hukum perkembangan tersebut antara lain :
1.
Hukum Tempo Perkembangan. Bahwa
perkembangan jiwa tiap-tiap anak itu berlainan, menurut temponya masing-masing
perkembangan anak yang ada. Ada yang cepat (tempo singkat) adapula yang lambat.
Suatu saat ditemukan seorang anak yang cepat sekali menguasai ketrampilan
berjalan, berbicara,tetapi pada saat yang lain ditemukan seorang anak yang
berjalan dan berbicaranya lambat dikuasai. Mereka memiliki tempo
sendiri-sendiri.
2.
Hukum Irama Perkembangan. Hukum
ini mengungkapkan bukan lagi cepat atau lambatnya perkembangan anak, akan
tetapi tentang irama atau rythme perkembangan. Jadi perkembangan anak tersebut
mengalami gelombang “pasang surut”. Mulai lahir hingga dewasa, kadangkala anak
tersebut mengalami juga kemunduran dalam suatu bidang tertentu. Misalnya , akan
mudah sekali diperhatikan jika mengamati perkembangan pada anak-anak menjelang
remaja. Ada anak yang menampakkan kegoncangan yang hebat, tetapi adapula anak
yang melewati masa tersebut dengan tenang tanpa menunjukkan gejala-gejala yang serius.
3.
Hukum Konvergensi
Perkembangan. Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat
bahwa hasil pendidikan yang dicapai anak selalu di hubung-hubungkan dengan
status pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata
bahwa pendapat lama itu tidak sesuai lagi dengan keadaan. Pandangan lama ini
dikuasai oleh aliran nativisme yang dipelopori Schopen Hauer yang berpendapat
bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaan
4.
Hukum Kesatuan Organ. Tiap-tiap
anak itu terdiri dari organ-organ tubuh , yang merupakan satu kesatuan diantara
organ-organ tersebut antara fungsi dan bentuknya, tidak dapat dipisahkan
berdiri integral. Contoh : perkembangan kaki yang semakin besar dan
panjang , mesti diiringi oleh perkembangan otak, kepala, tangan dan
lain-lainnya.
5.
Hukum Hierachi
Perkembangan. Bahwa perkembangan anak itu tidak mungkin akan mencapai
suatu phase tertentu dengan spontan, akan tetapi harus melalui tingkat-tingkat
atau tahapan tertentu yang tersusun sedemikian rupa sehingga perkembangan diri
seorang menyerupai derajat perkembangan. Contoh : perkembangannya pikiran
anak, mesti didahului dengan perkembangan pengenalan dan pengamatan.
6.
Hukum Masa Peka. Masa peka
ialah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi kejiwaan atau
fisik seseorang naka. Sebab perkembangan suatu fungsi tersebut tidak berjalan
secara serempak antara satu dengan lainnya. Contoh : masa peka untuk
berjalan bagi seorang anak itu pada awal tahun kedua dan untuk berbicara
sekitar tahun pertama. Istilah peka pertama kali ditampilkan oleh seorang
ahli biologi dari Belanda bernama Hugo de Vries (1848-1935), kemudian istilah
tersebut dibawa kedalam dunia pendidikan, khussusnya psikologi oleh Maria
Montessori (Italia 1870-1952).
7.
Hukum Mengembangkan
Diri. Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian
disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan diri
terwujud misalnya dorongan makan dan menjaga keselamatan diri
sendiri. Contoh : * Anak menyatakan perasaan lapar, haus , sakit dalam
bentuk menangis maka tangisan itu dianggap sebagai dorongan mempertahankan
diri.* Seorang anak yang ingin menjadi juara, pandai dan sukses.
8.
Hukum Rekapitulasi. Perkembangan
jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia di
dunia dari masa berburu hingga masa industri. Teori ini berlangsung dengan
lambat secara berabad-abad. Jika pengertian rekapitulasi ini ditransfer ke
psikologi perkembangan, dapat dikatakan bahwa perkembangan jiwa anak mengalami
ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat manusia.
E.
Prinsip-Prinsip
Perkembangan
- Bahwa perkembangan melibatkan perubahan. Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimanan mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
- Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya. Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.
- Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
- Pola perkembangan dapat diramalkan. Walaupun pola yang dapat diramalakan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.
- Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan. Yang penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
- Terdapat perbedaan individu dalam berkembang. Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
- Periode pola perkembangan. Periode perkembangan biasanya diebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.
- Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial. Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang menungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasaiberbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
- Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial. Bahaya tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
- Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan. Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.
F.
Fase dan
Tugas Perkembangan
Sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa teori-teori yang
ada dapat digolongkan menjadi 3 macam yakni :
1. Fase berdasarkan Biologis
2. fase berdasarkan Didaktis
3. Fase berdasarkan Psikologis
G.
Fase
berdasarkan Biologis
Yang dimaksud dengan fase berdasarkan biologis adalah : para
ahli mendasarkan bahasanya pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak.
Yang termasuk kelompok ini antara lain :
a. Menurut Kretschmer, bahwa perkembangan anak terbagi
menjadi 4 fase, yaitu :
Ø Fullungs periode I : umur 0 : 0 – 3 = o, pada masa ini dalam
keadaan pendek, gemuk, bersifat terbuka, mudah bergaul dan mudah didekati.
Ø Strecungs periode I : umur 3 : 0 – 7 : 0, kondisi badan anak
tampak langsing (tidak begitu gemuk) biasanya sikap anak tertutup, sukar
bergaul dan sukar didekati.
Ø Fullungs periode II : umur 7 : 0 – 13 : 0, keadaan fisik
anak kembali gemuk.
Ø Strecungs periode II : umur 13 : 0 – 20, keadaan fisik anak
kembali langsing.
b. Menurut Aristoteles, bahwa perkembangan anak terbagi
dalam 3 fase, yaitu :
Ø Fase I : umur 0-7 disebut masa nak kecil, kegiatan anak
waktu ini hanya bermain.
Ø Fase II : umur 7-14, masa sekolah, dimana anak mulai belajar
di sekolah dasar.
Ø Fase III : umur 14-21, disebut masa remaja atau pubertas,
masa ini adalah masa peralihan (transisi)dari anak menjadi dewasa.
c. Sigmud Freud, membagi perkembangan anak menjadi 6
fase , yaitu :
Ø fase Oral : 0-1 : pada fase ini mulut merupakan sentral
pokok keaktifan yang dinamis.
Ø fase anal : 1-3 : dorongan dan tahanan berpusat pada alat
pembuangan kotoran.
Ø fase phalis : 3-5 : pada fase ini alat kelamin merupakan
daerah organ paling perasa.
Ø fase Latent : 5-12/13 : impuls-impuls cenderung berada pada
kondisi tertekan.
Ø fase pubertas : 12/13-20: fase ini impuls-impuls (dorongan
kembali menonjol).
Ø fase Genital : umur 20 ke atas : seseorang telah sampai pada
awal dewasa.
d. Jasse Feiring Williams
Ia membagi perkembangan anak dengan :
Ø Masa nursery dan kendergarden 0-6
Ø Masa cepat memperoleh kekuatan/tenaga 6-10
Ø Masa cepat perkembangan tubuh 10-14
Ø Masa adolesen 14-19 masa perubahan pola dan kepentingan dan
kemampuan anak dengan cepat.
2. Fase berdasarkan Dedaktis
Yang dimaksud dari tinjauan ini adalah dari segi
keperluan/materi apa kiranya yang dapat diberikan kepada anak didik pada
masa-masa tertentu, serta memikirkan tentang metode yang paling efektif untuk
diterapkan dalam mengajar atau mendidik anak pada masa tertentu. Para ahli yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain :
a. Johann Amos Comenius (Komensky)
Ø Scola maternal (sekolah ibu) usia 0-6, anak menggambarkan
organ tubuh dan panca indera di bawah asuhan ibu (keluarga).
Ø Scole vermacula (sekolah bahasa ibu) usia 6-12,
mengembangkan pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan
bahasa daerah (bahasa ibu)
Ø Scola latina (sekolah bahasa latin) masa anak mengembangkan
potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing, pada usia 12-18.
Ø Academia (akademi) adalah pendidikan yang tepat bagi anak
usia 18-14 tahun.
b. Jean Jacques Rousseau
Dalam karyanya “Emile eu du I’education”, memuat tahapan
perkembangan anak antara lain :
Ø Usia 0-2 tahun : masa asuhan (nursery)
Ø Usia 2 –12 tahun : masa pentingnya pendidikan jasmani dan
alat-lat indera.
Ø Usia 12-15 tahun : masa berkembangnya fikiran dan juga
pubertas.
Ø Usia 15-20 tahun : masa pentingnya pendidikan serta
pembentukan watak, kesusilaan, juga pembinaan mental agama.
c. Maria Montessori, membaginya dengan :
Ø 1-7 tahun : masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari
dunia luar melalui alat indra.
Ø 7-12 tahun : masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan
masalah kesusilaan, mulai fungsi perasaan ethisnya.
Ø 12-18 tahun : masa penemuan diri serta kepuasan terhadap
masalah-masalah sosial.
Ø 18-24 tahun : masalah pendidikan di perguruan tinggi melatih
anak akan kepentingan realitas dunia.
3. Periode Berdasarkan Psikologis
Para ahli membahas perkembangan jiwa anak, orientasi dari
sudut pandang psikologis.
a. Pendapat Kroh
Ø Dari lahir hingga Trotz periode I disebut masa anak-anak
awal (0-3/4 tahun)
Ø dari Trotz periode I hingga Trotz periode II disebut masa
keserasian bersekolah (3, 0/4-12/13)
Ø Dari Trotz periode II hingga akhir masa remaja disebut masa
kematangan(12/13-21).
b. Charlotte Buhler, membagi perkembangan anak menjadi 5
fase :
Ø Fase I (0-1) perkembangan sikap subyektif menjadi obyektif
Ø Fase II (I-4) makin luasnya hubungan dengan benda-benda
sekitarnya atau mengenal benda-benda secara subyektif.
Ø Fase III (4-8) masa pemasukan diri pada masyarakat secara
obyektif, adanya hubungan sosial.
Ø Fase IV (8-13)munculnya minat ke dunia obyek sampai pada
puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan disekitarnya secara
sadar.
Ø Fase V (13-19) masa penemuan diri dan kematangan yakni
synthesa sikap subyektif dan obyektif.
H.
Tugas
Perkembangan.
Tugas perkembangan adalah sesuatu tugas yang timbul pada
periode tertentu dalam kehidupan seseorang.
1. Teori dorongan (motivasi)
dikemukakan Morgan, bahwa segenap tingkah laku distimulir dari dalam.
Bahwa motivasi adalah merupakan dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya
penggerak melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
2. Teori dinamisme mengatakan bahwa di
dalam organisme yang hidup itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu
mencari pengalaman-pengalaman baru.
3. Kartono berpendapat bahwa ekstensi
anak dipastikan oleh adanya : a) Segenap kualitas hereditas;
b) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang, dalam suatu lingkungan sosial
tertentu dan sebagai produk proses belajar secara kontinyu.
4. Havighurst (1953). Mengemukakan
bahwa perjalanan hidup seseorang ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus
dipenuhi. Secara garis besar Havighurst menengaskan bahwa tugas-tugas
perkembangan yang dilakukan seseorang pada masa kehidupan tertentu adalah
disesuaikan dengan norma-norma sosial serta norma-norma kebudayaan.Tugas-tugas
perkembangan dituntut adanya korelasi antara potensi diri dan pendidikan yang
diterima nak, serta norma-norma sosial budaya yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar